Jumat, 26 Agustus 2011

Tawakal Menghadapi Masa Depan

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wr wb.

Innalhamdalillah nahmdahuhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wana’ududzubillahi minsyuruuri anfusina wamin sayyiaati a’malina. Asyhadu anlaa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhhammadan ‘abduhu warasuuluh. Allahumma sholli wasalli wabarik ‘ala syayyidina muhammadin wa’ala aalihi wasohbihi aimatil ‘ilmi walhuda, amma ba’du

Hadirin jamaah shalat isya, taraweh dan insya Allah shalat witir yang dimuliakan oleh Allah

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita tak bosan-bosannya memanjatkan puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, atas berkat rahmat dan karunia-NYA hingga detik ini kita masih diberi waktu dan umur sehingga kita dapat terus berjuang mengejar segala apa yang kita cita-citakan dan impikan
Shalawat serta rakhmat salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, tabiit tabiin dan pengikut-pengikut beliau sampai di akhir zaman.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Ke dalam hati kita Selalu ada bisikan-bisikan, baik itu bisikan yang menjanjikan kebenaran maupun  bisikan yang menjanjikan kebaikan dan kebenaran.

Salah satu bisikan pada diri kita yang menakut-nakuti kita adalah bisikan-bisikan  pada hati kita tentang ketakutan akan kefakiran dan kemiskinan. Allah SWT berfirman dalam al quran surat al baqoroh ayat 268 :  
Asyaitonu ya’idukumul fakro waya’murukum bilfakhsyaai
Artinya : Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).

Pada diri kita akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti
-         Bagaimana kehidupan saya di esok hari ?
-         Bagaimana bila setelah lulus aku tidak dapat kerja?
-         Bagaimana jika aku sakit, sedangkan aku tidak punya uang untuk berobat?
-         Bagaimana kalau nanti aku tua kemudian lemah dan tidak mampu bekerja.

Ketika muda, kita selalu dibayangi dengan kemiskinan di waktu dewasa. Ketika dewasa, kita terus dibayangi kesengsaraan di waktu tua. Dan ketika tua masih juga dirisaukan oleh pikiran bagaimana dengan nasib anak cucu  saya nanti ?
Saat sebelum bekerja, kita takut dengan nasib kita ke depan. Dan sesudah dapat kerja, kita pun terus was-was kalau-kalu kena PHK. Begitulah bermacam bentuk kecemasan dan kekhawatiran menghadapi masa depan terus menggelayuti pikiran kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Alaah SWT

Pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana nanti, seandainya begini atau begitu, jikalau nanti…? Sesungguhnya adalah pekerjaan syaithan agar kita menjadi resah, gelisah, sedih, takut dan cemas, yang pada gilirannya tujuan yang diinginkan syaithan adalah supaya hati kita terpaut pada dunia, bergantung pada materi dan ujungnya kita rela menghalalkan segala cara untuk menggapai apa saja yang kita inginkan..

Bukankah karena alasan takut lapar, saudara kita bersedia melai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah. Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan, membuat sebagian saudara kita pergi ke “orang pintar “ agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke “kursi yang lebih empuk. Bukankah karena takut akan kehabisan harta, sebagian kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sedekah.

Mereka itu sebenarnya adalah korban pemiskinan yang dibuat oleh syaitan. Syaitan telah berhasil mengelabui mereka dengan menghunjamkan rasa takut dan khawatir di pikiran mereka, sehingga  mereka selalu merasa cemas dan takut dengan masa depan  yang hendak dilaluinya. Mereka takut miskin, takut sengsara dan takut hidup menderita.

Hadirin hadirat rahimakumullah

Sesungguhnya rasa takut dan khawatir itu disebabkan oleh minimnya rasa tawakal kita kepada Allah. Kita itu lebih sering bergantung pada usaha, harta dan kekuatan kita. Jika saja kita bergantyung pada Allah dan memasrahkan segala urusan kepada NYA, tentu kita tidak perlu khawatir dan takut.

Bukankah kita semua tahu bahwa masa depan yang akan kita lalui itu masih ghaib.? Betapapun kita mencemaskan dan takut akan hari esok, toh yang akan terjadi pasti akan kejadian. Yang telah ditetapkan  Allah sejak zaman azali pasti akan terlaksana baik itu takdir yang baik atau takdir yang buruk. Lalu buat apa kita susah dan gelisah?

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah

Sikap yang terbaik dalam menghadapi masa depan adalah menyerahkan semuanya pada kehendak dan kebijaksanaan ALLAH, terbaik sangka terhadap NYA sambil terus menyempurnakan usaha dan ikhtiar..

Dalam artian kita selalu berusaha mengaitkan dan menggantungkan hati kita kepada Allah, Kita percayakan seluruh masa depan yang akan terjadi pada kehendak dan kebijaksanaan Allah. Kita percaya sepenuhnya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Dengan demikian, terciptalah dalam bathin kita jiwa yang tenang, hati yang ridha dan ikhlas menghadapi setiap kejadian dan kemungkinan.

Dan disisi lain, kita pun harus terus berikhtiar menciptakan takdir yang baik untuk masa depan diri kita. Karena sesungguhnya berikhtiar untuk menarik kemanfaatan atau menghindari kemadharatan, dan juga berdoa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang mukmin yang bertawakal kepada Allah. Itu karena takdir Allah yang akan terjadi masih samar dan kita belum mengetahui ketentuan apa yang bakal menimpa diri kita.

Allah berfirman dalam Quran surat Lukman ayat 34 yang artinya :
“dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun  yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.”

Rasulullah SAW telah memerintahkan berkaitan dengan tawakal 
“ikatlah dahulu, baru kamu bertawakal kepada Allah”

Sabda Rasulullah SAW tersebut mengandung maksud agar kita berusaha terlebih dahulu sebelum menyerahkan semua hasilnya kepada Allah. Usaha adalah kewajiban seorang hamba, sedangkan ketentuan dan ijabah adalah hak mutlak Allah.

Hadirin dan Hadirat Rahimakumullah

Jangan sampai tawakal kita ditujukan kepada selain Allah, karena setiap orang yang bertawakal kepada dunia, maka Allah menyerahkan urusannya kepada dunia yang menjadi sandarannya. Orang yang tawakal kepada harta, maka harta itu akan memperbudak dan membinasakannya. Orang yang menyerahkan urusannya pada pekerjaan, maka pekerjaan itu akan menyengsarakannya, demikian juga jabatan. Segala sesuatu yang disandari selain Allah, maka sesuatu itu akan menyengsarakan karena kefanaannya. Tapi jika kita bertawakal kepada Allah yang maha abadi dan Maha Kuasa, maka Dia lah yang akan melindungi dan mencukupi. Firman Allah dalam Quran surat At Thalaaq ayat 3 :
Wamayatawakkal ‘alallahi fahuwa khasybuh…

Artinya : barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.

Hadirin Hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Akhirnya mari kita  berusaha membuang berbagai khayalan, imaginasi dan berbagai bayangan masa depan dengan jalan bertawakal kepada Allah.
Mari kita berupaya menjauhkan bermacam ketakutan, was-was, kecemasan dan kekhawatiran masa depan dengan cara berserah diri kepada Allah yang sebenar-benarnya.
-         Jangan larut dalam khayalan dan jangan pernah menerawang ke alam imajinasi.
-         Hadapi kehidupan ini apa adanya
-         Kendalikan jiwa kita untuk dapat menerima dan menikmati apa yang ada
-         Syukuri apapun yang kita punya (surat Ibrahim ayat 7)
-         Anggap saja diri kita tidak akan hidup kecuali sehari saja, sehingga mengapa kita harus bersedih dan marah pada hari ini.

Jangan mengingat-ingat masa lalu dan jangan pula waswas dengan masa depan yang akan datang. Kita harus membatasi angan-angan kita dan tidak larut dalam kecemasan-kecemasan di luar hari ini

Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang bertawakal kepada Allah SWT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar