Selasa, 07 Juni 2011

Rencana Usaha Kripik jamur tiram sebagai alternatif makanan ringan yang menyehatkan

I.      Latar Belakang
Keberadaan jamur tiram pada awalnya banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun, bahakan tumbuh di kayu yang sudah lapuk. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, maka beberapa jamur dibudidayakan di Indonesia.
Sebagai bahan makanan, jamur memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Kelebihan jamur terletak pada kandungan gizinya yang tinggi dan cita rasanya yang lezat.
Ketersediaan bahan baku dan kandungan gizi didalamnya membuat prospek pengolahan jamur mendapat respon yang baik dari masyarakat. Agroindustri keripik jamur tiram di masyarakat cukup cerah dan pangsa pasar penerima hasil produksi juga terbuka lebar. Hal ini didukung juga pola konsumsi masyarakat yang mulai memperhatikan kandungan gizi makanan dan back to nature gaya hidup vegetarian maka dilakukan kegiatan diversifikasi pengolahan jamur tersebut sebagai alternatif makanan yang menyehatkan.
Segmentasi pasar khususnya makanan erat kaitannya dengan penilaian konsumen terhadap keamanan produk dan nilai fungsionalnya untuk kesehatan. Kripik jamur tiram merupakan salah satu alternatif olahan pangan yang menyehatkan (healthy foods). Pola hidup lebih sehat dan jumlah penduduk yang cukup padat di daerah perkotaan merupakan calon konsumen yang ikut mendukung berkembangnya agroindustri makanan dan khususnya keripik jamur. Selain itu kripik jamur tiram memiliki umur simpan yang relatif lama sampai berbulan-bulan, sehingga mempunyai prospek ekonomi yang bagus.

Untuk memproduksi hasil olahan jamur akan lebih hemat jika mempunyai budidaya jamur sendiri. Budidaya jamur tiram ini sangat mudah karena iklim di Indonesia juga mendukung pertumbuhan jamur, yaitu suhu yang cukup hangat, dan didukung juga cara mendapatkan bibit dan media tanamnya juga sangat mudah dengan harga murah. Biasanya produksi jamur tersebut hanya dijual dalam bentuk segar. Padahal jamur mudah menjadi layu atau membusuk dalam beberapa hari saja sehingga perlu diolah agar tahan lama, maka kripik jamur tiram ini sebagai alternatif diversifikasi pengolahan jamur tersebut. Jamur tiram sebagai bahan nabati mempunyai kandungan gizi yang baik untuk kesehatan.




Tabel Komposisi Gizi Jamur Tiram Putih Dalam 100 gram bahan segar
No
Komposisi
Gizi
Jumlah
1.
Kalori
(kal)
8,00
2.
Protein
(g)
2,00
3.
Lemak
(g)
0,3
4.
Karbohidrat
(g)
5,0
5.
Kalsium
(mg)
0,10
6.
Fosfor
(mg)
0,10
7.
Besi
(mg)
0,40
8.
Sodium
(mg)
0,10
9.
Serat
(g)
2,40
10.
Zinc
(mg)
0,70
11.
Vitamin D
(mg)
< 0,10
12.
Vitamin C
(mg)
1,60
13.
Vitamin B1
(mg)
0,07
14.
Vitamin B-12
(mg)
< 0,10
15.
Iodine
(mg)
3,0

Dari hasil penelitian dokter secara klinis mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mencegah tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi.

II.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peluang usaha yang akan dicapai adalah:
1.       Menjadi penyuplai kripik jamur tiram di toko-toko pusat oleh-oleh
2.       Menjadikan jamur tiram sebagai alternatif makanan ringan yang menyehatkan dan berkhasiat obat bagi masyarakat.
3.       Diversifikasi produk sayuran yang mempunyai nilai lebih dibanding hanya dijual dalam bentuk segar.
4.       Terciptanya pasar baru untuk makanan ringan.

III.  Tujuan Program
1.         Meningkatkan nilai ekonomi dan manfaat jamur tiram
2.         Menambah keragaman produk pangan olahan vegetarian yang dapat disimpan lama.
3.         Memasyarakatkan makanan vegetarian dalam bentuk kripik dari jamur.
IV.      Kegunaan Program
Dengan adanya program ini maka diharapkan dapat berguna untuk :
1.       Pengusul dapat lebih cepat mengembangkan bisnis yang selama ini dijalankan (pembudidayaan dan penjualan kripik jamur tiram )
2.       Masyarakat dapat menikmati kripik jamur tiram yang selama ini belum memasyarakat di pasaran. Kandungan gizi yang tinggi dan berkhasiat menyembuhkan penyakit, kripik jamur tiram dapat turut membantu menjaga kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3.       Sebagian dari masyarakat akan mendapatkan pekerjaan sampingan , karena akan terlibat sebagai partner dalam proses produksi dan penjualan hasil olahan jamur.

V.        Perencanaan Produksi Usaha
  1. Proses Produksi
Aliran proses produksi kripik vegetarian dari jamur pada unit industri ini dimulai dari bahan baku jamur tiram putih yang diperoleh dari petani jamur yang merupakan. Sedangkan bahan pengisi dan bahan pembantu lain banyak tersedia di pasar-pasar tradisional. Pengendalian kualitas bahan baku dilakukan dengan melakukan sortasi terhadap jamur tiram putih dan bahan pengisi serta bahan pembantu lainnya sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jamur tiram harus dalam keadaan segar (tidak layu) dan warnanya putih serta tidak terdapat kotoran-kotoran yang menempel. Setelah jamur disortasi dan ditimbang sesuai resep dan dicuci. Selanjutnya jamur dikukus selama 5 menit diperas sampai airnya habis. Setelah ditiriskan di campur dengan bumbu yang telah dihaluskan (bawang putih, telur ayam, garam dan penyedap rasa) ditunggu kurang lebih 10 menit agar meresap. Disamping menunggu proses peresapan bumbu, menyiapkan campuran tepung terigu, tepung beras dan tepung maizena. Kemudian melumuri jamur dengan campuran tepung sampai rata. Kemudian digoreng dengan minyak goreng setengah matang, dengan tujuan jamur yang dihasilakn akan lebih renyah dalam waktu penyimpanan yang relative lama, setelah agak dingin dilakukan penggorengan yang kedua sampai warna kuning agak kecoklatan Untuk mengeluarkan sisa-sisa minyak, abon hasil penggorengan dipres manual selama 10 menit. Kripik jamur tiram diangin-anginkan sampai mencapai suhu kamar lalu siap untuk dikemas dan diperdagangkan.

  1. Proses Pemasaran/Rencana penjualan
Dalam gambaran umum rencana usaha ini akan dilakukan analisa target pasar produk, asumsi-asumsi yang digunakan, strategi pemasaran yang diterapkan untuk melakukan penetrasi pasar, dan studi kelayakan usaha.

a. Segmentasi
Dalam melakukan pemasaran produk, perlu diketahui dengan jelas siapa segmen pasar yang akan dibidik, sehingga dapat dilakukan pemilihan strategi-strategi pemasaran yang tepat. Produk kripik jamur tiram segmen pasar yang dibidik yaitu masyarakat yang pola hidup mereka lebih mengarah kepada pola hidup sehat yang memperhatikan kandungan gizi makanan dan back to nature gaya hidup vegetarian, karakteristik perilaku back to nature umumnya masyarakat dari kalangan menengah ke atas. Karakteristik perilaku tersebut memudahkan kita untuk menjadikan target masyarakat tingkat ekonomi menengah keatas sebagai pembeli potensial. Dengan kemampuan ekonomi yang tinggi, maka daya beli akan suatu produk akan tinggi pula.

Tetapi tidak menutup kemungkinan konsumen dari kalangan menengah kebawah karena masyarakat sudah sangat perhatian terhadap makanan yang dikonsumsinya. Dan didukung harga kripik yang masih terjangkau oleh masyarakat. Jadi segmentasi pasar bisa masuk di semua kalangan.

b.    Positioning
Dengan adanya positioning yang kuat maka akan meningkatkan nilai produk tersebut. Untuk produk kripik jamur tiram kita memposisikan bahwa kripik jamur tiram ini memiliki kadar nilai gizi yang lebih tinggi, dengan kandungan yang rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung, serta baik juga untuk dikinsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Sehingga kami memberikan tagline pada produk kripik ini ”Lebih Aman dan Bergizi”. ”. Dengan tagline tersebut komunikasi yang dibangun bahwa kripik jamur tiram tidak kalah dengan kripik dari daging yang mempunyai cita rasa khas dan nilai gizinya, bahkan lebih baik dan lebih aman bagi mereka yang diet pada makanan yang tinggi lemak

c.     Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran kita menerapkan marketing mix yang dikenalkan oleh Jerome McCarthy. Marketing mix yang dikenal dengan konsep product, price, place, dan promotion (4P) sering dijadikan rujukan dalam membahas pemasaran. Marketing mix dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu penawaran berupa product dan price, serta akses yang berupa place dan promotion.

- Product
Produk yang ditawarkan merupakan produk kripik jamur tiram yang memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan sekaligus berkhasiat obat. Sebagai makanan vegetarian, jamur ini memberi manfaat kesehatan karena jamur tiram mengandung asam amino essensial, protein tinggi (19-35%), lemak tidak jenuh (unsaturated) yang aman bila dikonsumsi karena tidak menyebabkan timbulnya kolesterol darah, vitamin, mineral dan serat yang cukup tinggi (7,4-27,6%). Dan juga berkhasiat mencegah tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi
-   Price
Pricing menurut Raymond Corey adalah ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya. Sehingga pricing bukan semata-mata biaya produksi ditambah dengan marjin keuntungan yang akan kita ambil. Melainkan sebuah nilai yang mencerminkan value proposition. Dalam menentukan harga kripik jamur tiram, kita mempertimbangkan hal-hal yang telah disebutkan oleh Raymond Corey. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen.
-   Place
Apa yang telah kita tawarkan diatas tidak akan sampai ke konsumen jika produknya tidak berada pada tempat yang tepat. Saluran distribusi yang tepat merupakan salah satu kunci kesuksesan pemasaran produk. Kita memilih saluran distribusi berupa toko pusat oleh-oleh. Toko pusat oleh-oleh sudah memiliki image yang kuat sebagai tempat membeli aneka makanan ringan untuk oleh-oleh atau dikonsumsi sendiri.
-   Promotion
Pemasaran yang baik tidak hanya sekedar memasarkan produk yang bagus, menetapkan harga yang menarik dan membuat produk itu terjangkau oleh konsumen sasaran. Produsen juga harus berkomunikasi dengan konsumen mereka. Setiap produsen tidak bisa melepaskan diri sebagai komunikator dan promotor. Dengan komunikasi yang efektif maka pesan yang akan disampaikan kepada konsumen tentang sebuah produk akan mudah dimengerti dan dipahami oleh mereka. Komunikasi yang akan dibangun untuk meningkatkan citra produk kripik jamur tiram yaitu dengan mengangkat tema-tema kesehatan yang aman. Selama ini banyak yang mengkonsumsi aneka camilan dengan alasan untuk diet guna menghindari kegemukan namun masih menginginkan cita rasa yang sama seperti menkonsumsi aneka camilan yang berasal dari daging, maka jamur tiram alternatifnya. Hal ini disebabkan kripik jamur tiram mengandung lemak tidak jenuh (unsaturated) yang aman bila dikonsumsi karena tidak menyebabkan timbulnya kolesterol darah yang memicu kegemukan.
Proses komunikasi juga terus berjalan untuk memperkuat positioning yang telah dibangun dengan publisitas. Komunikasi yang selanjutnya dilakukan dengan memanfaatkan media iklan radio dan koran lokal.

VI.      Metode Pelaksanaan Program
1.        Survei Pasar
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap kondisi pasar kripik jamur tiram. Dengan observasi tersebut akan diperoleh berbagai data yang bermanfaat untuk dijadikan masukan dalam menyusun studi kelayakan usaha.
Survei dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan konsumen dan penjual. Dari hasil pengamatan tersebut akan diperoleh banyak masukan dari para konsumen dan penjual.
2.       Studi Kelayakan Usaha
Setelah dilakukan survei pasar maka diperoleh data-data pendukung untuk menyusun studi kelayakan usaha. Dari studi kelayakan usaha dapat diketahui apakah produksi kripik jamur tiram layak maupun tidak layak untuk didirikan.
3.       Mitra Usaha
Ketika usaha produksi kripik jamur tiram untuk didirikan maka selanjutnya mencari mitra usaha yang telah banyak berpengalaman dalam dunia agroindustri olahan pangan. Dengan bermitra dengan mereka maka akan diperoleh banyak masukan dan ilmu dalam mengembangkan usaha produksi kripik jamur tiram.
4.       Penetrasi Pasar
Ketika produksi kripik jamur tiram sudah diproduksi maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pemasaran terhadap produk tersebut. Penetrasi pasar dilakukan dengan cara melakukan publisitas, diikuti komunikasi pemasaran yang intensif untuk melakukan edukasi pasar
5.       Pangsa Pasar
Setelah melakukan penetrasi pasar, langkah selanjutnya yaitu memiliki pangsa pasar yang lebih besar. Pangsa pasar dapat diperoleh dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat.



VII.                          Analisis Biaya (Analisa input dan output)
1.    Biaya
Periode perhitungan = 1 bulan (20 hari kerja)
Dalam 1 hari dilakukan 1 kali proses produksi 5 kg jamur tiram putih basah.
Kapasitas produksi / bulan = 5 kg x 20 = 100 kg
-  Biaya produksi
a.       Perhitungan biaya tetap (FC)
1)      Biaya usaha
Tabel biaya usaha
No
Uraian
Rp/Bulan
1.
Gaji Pimpinan (Rp 500.000/bulan, 3 orang)
1.500.000
2.
Biaya Promosi
50.000
3.
Biaya Administrasi
20.000
4.
Biaya Sewa Tempat
200.000

Jumlah
1.700.000

2) Biaya penyusutan / depresiasi
Table Biaya penyusutan
No
Nama Alat
Nilai Awal (p)
Nilai Sisa (NS)
Umur/tahun
Depresiasi
1.
Timbangan
95.000
70.000
3
25.000
2.
Baskom (5)
20.000
1.500
2
18.500
3.
Pisau (2)
2.500
500
3
2.000
4.
Wajan (2)
70.000
20.000
2
50.000
5.
Nampan (10)
50.000
5.000
2
45.000
6.
Tatakan
2.000
500
2
1.500
7.
Kompor gas
250.000
125.000
5
125.000
8.
Tabung gas
500.000
250.000
5
250.000
9.
Cobek (layah)
50.000
10.000
3
40.000

Jumlah
1.039.500


557.000

Jumlah depriasi / tahun = Rp 1.039.500 = Rp 557.000 / bulan

3) Amortisasi
Table Amortisasi
No
Harta tidak terwujud
Rp/bulan
1.
Pajak reklame
50.000
2.
Ijin Usaha
150.000

Jumlah
200.000


4) Pajak usaha dan asuransi
= 5% x pembelian alat
= 5 % x Rp 1.039.500,00
= Rp 51.975,00 / bulan

5) Dana sosial = Rp. 20.000,00 / bulan

Total Biaya Tetap (FC) = Biaya usaha + Depresiasi + Amortisasi + Pajak usaha dan asuransi + Dana social
= Rp. 1.770.000,00 + Rp. 557.000,00 + Rp. 200.000,00+ Rp. 51.975,00+ Rp. 20.000,00
= Rp. 2.598.975,00

b. Biaya tidak tetap (VC)

1) Bahan baku dan pembantu
No
Uraian/hari
Rp/hari
Rp/bulan
1.
Jamur Tiram (5 Kg) Rp 11.000,-/Kg
55.000
1.100.000
2.
Tepung Beras (1 Kg) Rp 7.000,-/Kg
7.000
140.000
3.
Tepung Terigu (1 Kg) Rp 7.000,-/Kg
7.000
140.000
4.
Maizena (0,1 Kg) Rp 45.000,-/Kg
4.500
90.000
5.
Telur (0,25 Kg) Rp 12.000,-/Kg
3.000
3.000
6.
Ketumbar
1.000
20.000
7.
Bawang Putih (0,5 Kg) Rp 4.000,-/Kg
2.000
40.000
8.
Gula
1.000
20.000
9.
Garam
500
4.000
10.
Minyak Goreng (3 Kg) Rp 12.500,-/Kg
37.500
750.000
11.
Pengemas Rp 55.000,-/pack
55.000
1.100.000

Jumlah
164.000
3.407.000

2)   Energi ( bahan bakar)

No
Nama
Rp/bulan
1.
Gas (LPG)
70.000
2.
Air dan Listrik
60.000

Jumlah
130.000



3) Biaya perawatan dan perbaikan
No
Nama Alat
Biaya
1.
Timbangan
25.000
2.
Baskom (5)
1.000
3.
Pisau (2)
500
4.
Wajan (2)
5.000
5.
Nampan (10)
500
6.
Kompor gas
125.000
7.
Cobek
1.000
8.
Tabung Gas
10.000

Jumlah
168.000

4) Biaya tenaga kerja
Tenaga kerja = 2 orang @ Rp. 500.000,00 / bulan
= Rp. 1.000.000,00

Total biaya tidak tetap (VC)
= Biaya bahan baku dan pembantu + biaya energy (bahan bakar) + Biaya perawatan dan perbaikan + Biaya tenaga kerja
= Rp. 3.407.000,00 + Rp. 130.000,00 + Rp. 168.000,00 + Rp. 1.000.000,00
= Rp. 4.705.000,00

Biaya produksi = VC+FC

= Rp. 4.705.000,00 + Rp. 2.598.975,00
= Rp. 7.303.975,00 / bulan

  1. Kapasitas Produksi          = 5 kg x 20 hari
= 100 kg / bulan

  1. Harga pokok penjualan = Rp. 73.039,75/ kg kripik.
  2. Harga jual = Rp. 9.000,00/ 100 gram = Rp. 90.000/kg kripik
  3. Penjualan  = harga jual x kapasitas produksi
= Rp. 90.000,00 x 100 kg
= Rp. 9.000.000,00 / bulan
  1. Biaya tidak tetap (VC) / unit = Rp. 47.050,00

  1. Break Even Point (BEP) / titik impas
Tingkat produksi untuk mencapai BEP = 60.5
Artinya = Pada tingkat produksi sebanyak 60.5 unit, akan menghasilkan titik impas.
  1. Perhitungan HPP dengan pendekatan full costing :
Penjualan sebanyak 100 Kg x Rp 90.000,-               = Rp 9.000.000,-
a.         Persediaan awal                                      = Rp 0
b.         Biaya variable 100 kg x Rp. 47.050,- = Rp 4.705,000,-
c.          Biaya tetap                                                = Rp     777.000,-
d.         Saldo akhir                                                 = Rp 0                  .
= Rp 5.482.000,-
                                Margin keuntungan kotor                            =  Rp 3.518.000,-
e.         Biaya administrasi dan penjualan                    
-          Biaya usaha                                       = Rp 1.770.000,-
-          Biaya pajak                                        = Rp      51.975,-
= Rp1.821.975,-
                                keuntungan bersih (net income)                              = Rp 1.696.025,-

Dari harga jual Rp. 90.000 / kg kripik jamur tiram dengan kapasitas produksi sebanyak 100 kg / bulan akan diperoleh laba bersih sebesar Rp. 1.696.025,-

VIII.       Daftar Pustaka

Ahmad, Kamaruddin. 1996. Akuntansi Manajemen. Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. P.T. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Suprayitno. 2009. Proposal Program Mahasiswa Wirausaha. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Slamet Riyadi. Surakarta.
Syamsuddin. Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan.

2 komentar:

  1. Om, Itu yang nasihat dirinya bagus banget. Cuma, yang kata-kata terakhir "Tapi jangan ucapkan satu katapun Tentang Kekalahan Jika Perjuangan Belum Sampai Walau hidup telah usai..." ada sedikit saran dari saya, biar nikmat siapapun yang membacanya. Seperti ini; "Tapi jangan ucapkan satu katapun Tentang Kekalahan Jika Perjuangan Belum Sampai pada titik darah penghabisan."

    Thank you Om. :)

    BalasHapus
  2. apa nggak salah tuh dari 100 kg bahan baku basah hitungan keringnya nggak dihitung??? pengalaman 100 kg mentah setelah proses hanya sisa beratnya 30 kilo an lho coba kaji ulang ya...???

    BalasHapus