Rabu, 26 September 2012

Agroforestry sebagai Subsistem Agribisnis

          Agribisnis merupakan suatu kegiatan usaha ekonomi/bisnis yang berkaitan dengan sektor pertanian dalam arti luas (pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan) yang merupakan sektor usaha  berbasis sumberdaya (resource base) (Saragih, 2010). Agribisnis merupakan suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sektor bisnis pertanian, mencakup perusahaan-perusahaan pemasok input agribisnis (upstream-side industries), penghasil (agricultural-producing industries), pengolah produk agribisnis (downstream-side industries) dan jasa pengangkutan, jasa keuangan (agri-supporting industries). Sementara itu, menurut Tjakrawerdaya, 1996 dalam Said (2004), agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan aktivitas untuk menghasilkan dan mendistribusikan input produksi, aktivitas untuk produksi usaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran.

Menurut Saragih (2010), agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang terdiri dari empat subsistem yang terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut.
a.         Subsistem agribisnis hulu yang mencakup semua kegiatan untuk memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas.
b.        Subsistem agribisnis usaha tani merupakan kegiatan yang dikenal sebagai kegiatan usaha tani, yaitu kegiatan di tingkat petani, pekebun, peternak dan nelayan termasuk pula kegiatan kehutanan yang mengelola input-input (lahan, tenaga kerja, modal, teknologi dan manajemen) untuk menghasilkan produk pertanian.
c.         Subsistem agribisnis hilir, yang sering disebut sebagai kegiatan agroindustri atau kegiatan industri yang menggunakan produk pertanian sebagai bahan baku.
d.        Subsistem jasa penunjang (supporting institution), yaitu kegiatan jasa yang melayani pertanian seperti kebijakan pemerintah, perbankan, penyuluhan, pembiayaan dan lain-lain.
Usaha di bidang pertanian di Indonesia bervariasi dalam corak dan ragam. Berdasarkan segi skala usaha, ada yang berskala besar (seperti perusahaan perkebunan, industri minyak sawit, dan lain-lain), ada yang berskala menengah (seperti beberapa agroindustri menengah dan perkebunan menengah), serta ada yang berskala kecil (seperti usaha tani-usaha tani dengan luas lahan di bawah 25 hektar dan berbagai industri skala rumah tangga). Namun, apabila dikaji dari jumlah usahanya, maka usaha berskala kecil adalah yang paling banyak. Diperkirakan jumlahnya mencapai 90% dari seluruh usaha agribisnis di Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan sektor agribisnis hendaknya terus dikembangkan dengan pendekatan sistem agribisnis yang berorientasi pada komersialisasi usaha atau industri pedesaan dan pertanian rakyat yang modern (Said, 2004).
Pengembangan agribisnis tidak akan efektif dan efisien bila hanya mengembangkan salah satu subsistem yang ada di dalamnya. Sebagai contoh, pengembangan usaha budidaya di suatu daerah sangat berhasil dalam meningkatkan produksi dan mutu produknya, tetapi tidak berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat secara nyata karena tidak disertai dengan pengembangan dan penyiapan sistem pemasarannya. Dengan demikian, produksi yang melimpah hanya akan menjadi busuk di lahan atau di tong sampah dan produsennya merasa sangat kecewa. Contoh tersebut menjadi salah satu fenomena pengembangan agribisnis yang tidak terpadu dan sering terjadi di Indonesia.
Di lain pihak, menurut Soehardjo (1997) dalam Said (2004),  persyaratan-persyaratan untuk memiliki wawasan agribisnis adalah sebagai berikut.
a.         Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa subsistem. Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu subsistem (Gambar 2). Pengembangan agribisnis harus mengembangkan semua subsistem di dalamnya karena tidak ada satu subsistem yang lebih penting dari subsistem lainnya.
b.        Setiap subsistem dalam sistem agribisnis mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan. Tanda panah ke belakang ke kiri pada subsistem pengolahan (SS-III) menunjukkan bahwa SS-III akan berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan oleh SS-II. Tanda panah ke depan (ke kanan) pada SS-III menunjukkan bahwa subsistem pengolahan (SS-III) akan berhasil dengan baik jika menemukan pasar untuk produksinya. 
c.       Agribisnis memerlukan lembaga penunjang, seperti lembaga pertanahan, pembiayaan/ keuangan, pendidikan, penelitian, dan perhubungan. Lembaga pendidikan dan pelatihan mempersiapkan para pelaku agribisnis yang profesional, sedangkan lembaga penelitian memberikan sumbangan berupa teknologi dan informasi. Lembaga-lembaga penunjang kebanyakan berada di luar sektor pertanian, sehingga sektor pertanian semakin erat terkait dengan sektor lainnya. Dengan demikian akan semakin besar sumbangan yang dapat diberikan sektor agribisnis terhadap ekonomi nasional. Di samping memberikan sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB), agribisnis juga berperan sebagai penyedia bahan kebutuhan hidup (pangan, perumahan, dan pakaian), penghasil devisa, pencipta lapangan kerja, dan sumber peningkatan pendapatan masyarakat.
d.       Agribisnis melibatkan pelaku dari berbagai pihak (BUMN), swasta, dan koperasi) dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, importir, eksportir, dan lain-lain. Kualitas sumber daya manusia di atas sangat menentukan berfungsinya subsistem-subsistem dalam sistem agribisnis dan dalam memelihara kelancaran arus komoditas dari produsen ke konsumen. Petani kecil adalah salah satu pelaku dalam agribisnis, sehingga merupakan kekeliruan besar apabila tidak memberikan perhatian dan tidak mengikutsertakan mereka, yang pada saat ini jumlahnya diperkirakan tidak kurang dari 18 juta rumah tangga.
Menurut Soedijanto, 1993 dalam Saragih (2001), agribisnis sebagai semua kegiatan di sektor pertanian dimulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran, sehingga produk tersebut sampai ke konsumen.
 
Cakupan sistem agribisnis secara lengkap menurut Saragih (2001) adalah : (1) subsistem pengadaan sapronak (input factors); (2) subsistem budidaya (production); (3) subsistem pengolahan hasil (processing); (4) subsistem pemasaran (marketing), dan (5) subsistem kelembagaan (supporting institution).
Menurut Saragih (2001) yang dikutip oleh Suryanto (2004) bahwa Pembangunan agribisnis ternak ruminansia dengan menggunakan pendekatan sistem agribisnis dapat dikelompokkan menjadi 4 sistem yaitu sebagai berikut.
1.       Subsistem agribisnis hulu (upstream off-farm agribusiness), mencakup kegiatan ekonomi industri yang menghasilkan sarana produksi seperti pembibitan ternak, usaha industri pakan, industri obat-obatan, industri insiminasi buatan dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya.
2.        Subsistem agribisnis budidaya usaha tani ternak (on-farm agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang selama ini disebut budidaya usaha tani ternak yang menggunakan sarana produksi usaha tani untuk menghasilkan produksi ternak primer (farm-product).
3.       Subsistem agribisnis hilir (downstream off-farm agribusiness) yaitu kegiatan industri agro yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan dan memperdagangkan hasil olahan ternak. Dalam subsistem ini termasuk industri pemotongan ternak, industri pengolahan/ pengalengan daging, industri pengawetan kulit, industri penyamaan kulit, industri sepatu, industri pengolahan susu dan lain-lain beserta perdagangannya di dalam negeri maupun ekspor.
4.        Subsistem jasa penunjang (supporting institution), yaitu kegiatan yang menyediakan jasa dalam agribisnis ternak seperti perbankan transportasi, penyuluhan, peskesnak, holding ground, kebijakan pemerintah (Ditjen Produksi Peternakan), Lembaga Pendidikan dan Penelitian dan lain-lain.
Kegiatan agribisnis ternak tersebut, di tingkat peternakan rakyat sebagian besar masih terpisah-pisah, belum terkait secara utuh dalam satu sistem. Agribisnis yang hanya pada kegiatan subsistem budidaya usaha tani ternak ruminansia yang dilakukan petani ternak, sulit diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Oleh karena nilai tambah yang terbesar berada pada subsistem agribisnis hulu dan subsistem agribisnis hilir (Saragih, 2000; Suryanto, 2004).
Secara ringkas dinyatakan bahwa sistem agribisnis menekankan pada keterkaitan dan integrasi vertikal antara beberapa subsistem bisnis dalam satu sistem komoditas (Saragih, 2010). Kegiatan agroforestry dapat digolongkan sebagai agribisnis karena untuk mengembangkan suatu sistem agroforestry ditempuh pendekatan usaha tani (farming system). Dengan model usaha tani ini, keputusan petani dalam memilih teknologi dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan alam dan sosial ekonomi (Departemen Kehutanan, 1992). Lingkungan alam terdiri dari keadaan tanah, topografi, kondisi-kondisi biologi (hama dan penyakit, fisiologi tanaman), curah hujan dan kelembaban.
Kondisi sosial ekonomi dapat bersifat eksternal dan internal antara lain berupa tujuan usaha tani dan sumberdaya, kendala-kendala mengenai lahan, tenaga kerja dan modal kerja serta pasar input dan output, kelembagaan, infrastruktur dan fasilitas yang kesemuanya dapat dipengaruhi oleh kebijakan nasional. Dalam pelaksanaannya,  kegiatan agroforestry melibatkan sumberdaya alam dengan komponen-komponennya (air, tanah, hutan dan sumberdaya manusia) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti faktor-faktor iklim, sosial ekonomi, politik, budaya dan biofisik. Pelaksanaan agroforestry direncanakan sejak awal sebagai suatu bagian integral dari sistem bisnis agroforestry di daerah yang bersangkutan. Sistem bisnis agroforestry meliputi subsistem produksi, pemberian input, proses pasca panen dan pemasaran (Departemen Kehutanan, 1992). Disamping itu, pengembangan sistem bisnis agroforestry akan berjalan lancar apabila ditopang oleh sistem sarana dan prasarana dan pengembangan kelembagaan yang sesuai.
Pengembangan agroforestry harus merupakan bagian terintegrasi dari pembangunan regional dengan tujuan mengurangi penggundulan hutan, konservasi flora dan fauna dan plasma nutfah, mengurangi erosi tanah dan menumbuhkan peningkatan produktivitas tanah yang stabil dan berkesinambungan. Bila sasaran-sasaran ini tercapai, maka diharapkan kesejahteraan rakyat di dalam dan di sekitar hutan akan meningkat.
READ MORE - Agroforestry sebagai Subsistem Agribisnis

AGROFORESTRY

Pengertian Agroforestry
Agroforestry merupakan manajemen pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengelolaan lahan yang sama dengan memperhatikan kondisi lingkungan fisik, sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang berperan serta (Departemen Kehutanan, 1992). Dalam sistem agroforestry terdapat interaksi antara ekologi dan ekonomi diantara komponen-komponen yang berbeda (Van Noordwijck, et al. 1994)

Bentuk Agroforestry
Beberapa bentuk agroforestry adalah sebagai berikut (Departemen Kehutanan, 1992).
a.         Agrisilviculture yaitu penggunaan lahan secara sadar dan dengan pertimbangan yang matang untuk memproduksi sekaligus hasil-hasil pertanian dan kehutanan.
b.        Sylvopastural system, yaitu sistem pengelolaan lahan hutan untuk menghasilkan kayu dan untuk pemeliharan ternak.
c.         Agrosylvo-pastoral system yaitu sistem pengelolaan lahan hutan untuk memproduksi hasil pertanian dan kehutanan secara bersamaan dan sekaligus pemeliharan hewan ternak.
d.        Multipurpose forest tree production systems, yaitu sistem pengelolaan dan penanaman berbagai jenis kayu yang tidak hanya untuk hasil kayunya, akan tetapi juga daun-daunan dan buah-buahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan manusia ataupun pakan ternak.

Ciri Agroforestry
Beberapa ciri penting agroforestry (Departemen Kehutanan, 1992) adalah :
a.   Agroforestry biasanya tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan/atau hewan), minimal satu diantaranya tumbuhan berkayu.
b.        Siklus sistem agroforestry selalu lebih dari satu tahun.
c.         Ada interaksi (ekonomi dan ekologi) antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu.
d.        Selalu memiliki dua macam produk atau lebih (multi product).
e.         Minimal mempunyai satu fungsi pelayanan jasa (service function), misalnya penaung, pelindung dari angin, penyubur tanah atau peneduh.
f.   Sistem agroforestry yang paling sederhanapun secara biologis (struktur dan fungsi) maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan sistem budaya monokultur.
Menurut Ohorella (2004), Agroforestry memiliki beberapa keunggulan baik dari segi ekologi/lingkungan, ekonomi, sosial budaya dan politik yaitu sebagai berikut.
a.         Memiliki stabilitas ekologi yang tinggi karena agrofrorestry memiliki multijenis
·   Multi jenis : memiliki keanekaragaman hayati yang lebih banyak atau memiliki rantai makanan/energi yang lebih lengkap.
·      Multi strata tajuk, dapat menciptakan iklim mikro dan konservasi tanah dan air yang lebih baik
·           Kesinambungan vegetasi, sehingga tidak pernah terjadi keterbukaan permukaan tanah yang ekstrim, yang merusak kesinambungan ekologinya
·           Penggunaan bentang lahan secara efisien
b.    Memiliki keunggulan ekonomi, yakni memberi kesejahteraan kepada petani relatif lebih tinggi dan berkesinambungan, karena agroforestry memiliki :
·        Tanaman yang ditanam lebih beragam, biasanya dipilih jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai komersial dengan potensi pasar yang besar.
·           Kebutuhan investasi yang relatif rendah, atau mungkin dapat dilakukan secara bertahap.
c.   Keunggulan sosial budaya yang berhubungan dengan kesesuaian (adaptability) yang tinggi dengan kondisi pengetahuan, keterampilan dan sikap budaya masyarakat petani, karena memiliki :
·    Teknologi yang fleksibel, dapat dilaksanakan dari sangat intensif untuk masyarakat yang sudah maju sampai kurang intensif untuk masyarakat yang masih tradisional dan subsisten.
·     Kebutuhan input, proses pengelolaan sampai jenis agroforestry umumnya sudah sangat dikenal dan biasa dipergunakan oleh masyarakat setempat.
·      Filosofi budaya yang efisien, yakni memperoleh hasil yang relatif besar dengan biaya atau pengorbanan yang relatif kecil.
d.        Keunggulan politis karena dapat memenuhi hasrat politik masyarakat luas dan kepentingan bangsa secara keseluruhan, yakni :
·    Agroforestry dapat dan sangat cocok dilakukan oleh masyarakat luas, adanya pemerataan kesempatan usaha serta menciptakan struktur supply yang lebih kompetitif.
·       Dapat meredakan ketegangan atau konflik politik yang memanas akibat ketimpangan peran antar golongan dan ketidakadilan ekonomi.
·       Kepercayaan yang diberikan masyarakat akan direspon dengan rasa memiliki dan menjaga sumber daya hutan/lahan yang memberi manfaat nyata kepada mereka.
Tujuan akhir program agroforestry adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat petani, terutama yang berada di sekitar hutan, yaitu dengan memprioritaskan partisipasi aktif masyarakat dalam memperbaiki keadaan lingkungan yang rusak dan berlanjut  dengan memeliharanya (Departemen Kehutanan, 1992; Mayrowani dan Ashari, 2011).  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agroforestry adalah suatu sistem penggunaan lahan dengan suatu tujuan produktifitas tertentu, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Agar kegiatan agroforestry  dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, maka kegiatan ini perlu dikemas dalam kerangka bisnis agroforestry (agribisnis).
Menurut Departemen Kehutanan (1992), pengembangan agroforestry harus direncanakan sejak semula, sebagai suatu bagian integral dari sistem agribisnis agroforestry di daerah yang bersangkutan. Dengan demikian dalam sistem  bisnis agroforestry merupakan suatu kesatuan sistem, baik sub-sistem produksi, maupun subsistem lainnya yang menyangkut pemberian input, proses pasca panen dan pemasaran. Di samping itu, pengembangan sistem bisnis agroforestry akan berjalan lancar jika ditopang oleh sarana dan prasarana dan pengembangan kelembagaan yang sesuai. 
READ MORE - AGROFORESTRY

Jumat, 26 Agustus 2011

Tawakal Menghadapi Masa Depan

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wr wb.

Innalhamdalillah nahmdahuhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wana’ududzubillahi minsyuruuri anfusina wamin sayyiaati a’malina. Asyhadu anlaa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhhammadan ‘abduhu warasuuluh. Allahumma sholli wasalli wabarik ‘ala syayyidina muhammadin wa’ala aalihi wasohbihi aimatil ‘ilmi walhuda, amma ba’du

Hadirin jamaah shalat isya, taraweh dan insya Allah shalat witir yang dimuliakan oleh Allah

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita tak bosan-bosannya memanjatkan puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, atas berkat rahmat dan karunia-NYA hingga detik ini kita masih diberi waktu dan umur sehingga kita dapat terus berjuang mengejar segala apa yang kita cita-citakan dan impikan
Shalawat serta rakhmat salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, tabiit tabiin dan pengikut-pengikut beliau sampai di akhir zaman.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Ke dalam hati kita Selalu ada bisikan-bisikan, baik itu bisikan yang menjanjikan kebenaran maupun  bisikan yang menjanjikan kebaikan dan kebenaran.

Salah satu bisikan pada diri kita yang menakut-nakuti kita adalah bisikan-bisikan  pada hati kita tentang ketakutan akan kefakiran dan kemiskinan. Allah SWT berfirman dalam al quran surat al baqoroh ayat 268 :  
Asyaitonu ya’idukumul fakro waya’murukum bilfakhsyaai
Artinya : Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).

Pada diri kita akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti
-         Bagaimana kehidupan saya di esok hari ?
-         Bagaimana bila setelah lulus aku tidak dapat kerja?
-         Bagaimana jika aku sakit, sedangkan aku tidak punya uang untuk berobat?
-         Bagaimana kalau nanti aku tua kemudian lemah dan tidak mampu bekerja.

Ketika muda, kita selalu dibayangi dengan kemiskinan di waktu dewasa. Ketika dewasa, kita terus dibayangi kesengsaraan di waktu tua. Dan ketika tua masih juga dirisaukan oleh pikiran bagaimana dengan nasib anak cucu  saya nanti ?
Saat sebelum bekerja, kita takut dengan nasib kita ke depan. Dan sesudah dapat kerja, kita pun terus was-was kalau-kalu kena PHK. Begitulah bermacam bentuk kecemasan dan kekhawatiran menghadapi masa depan terus menggelayuti pikiran kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Alaah SWT

Pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana nanti, seandainya begini atau begitu, jikalau nanti…? Sesungguhnya adalah pekerjaan syaithan agar kita menjadi resah, gelisah, sedih, takut dan cemas, yang pada gilirannya tujuan yang diinginkan syaithan adalah supaya hati kita terpaut pada dunia, bergantung pada materi dan ujungnya kita rela menghalalkan segala cara untuk menggapai apa saja yang kita inginkan..

Bukankah karena alasan takut lapar, saudara kita bersedia melai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah. Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan, membuat sebagian saudara kita pergi ke “orang pintar “ agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke “kursi yang lebih empuk. Bukankah karena takut akan kehabisan harta, sebagian kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sedekah.

Mereka itu sebenarnya adalah korban pemiskinan yang dibuat oleh syaitan. Syaitan telah berhasil mengelabui mereka dengan menghunjamkan rasa takut dan khawatir di pikiran mereka, sehingga  mereka selalu merasa cemas dan takut dengan masa depan  yang hendak dilaluinya. Mereka takut miskin, takut sengsara dan takut hidup menderita.

Hadirin hadirat rahimakumullah

Sesungguhnya rasa takut dan khawatir itu disebabkan oleh minimnya rasa tawakal kita kepada Allah. Kita itu lebih sering bergantung pada usaha, harta dan kekuatan kita. Jika saja kita bergantyung pada Allah dan memasrahkan segala urusan kepada NYA, tentu kita tidak perlu khawatir dan takut.

Bukankah kita semua tahu bahwa masa depan yang akan kita lalui itu masih ghaib.? Betapapun kita mencemaskan dan takut akan hari esok, toh yang akan terjadi pasti akan kejadian. Yang telah ditetapkan  Allah sejak zaman azali pasti akan terlaksana baik itu takdir yang baik atau takdir yang buruk. Lalu buat apa kita susah dan gelisah?

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah

Sikap yang terbaik dalam menghadapi masa depan adalah menyerahkan semuanya pada kehendak dan kebijaksanaan ALLAH, terbaik sangka terhadap NYA sambil terus menyempurnakan usaha dan ikhtiar..

Dalam artian kita selalu berusaha mengaitkan dan menggantungkan hati kita kepada Allah, Kita percayakan seluruh masa depan yang akan terjadi pada kehendak dan kebijaksanaan Allah. Kita percaya sepenuhnya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Dengan demikian, terciptalah dalam bathin kita jiwa yang tenang, hati yang ridha dan ikhlas menghadapi setiap kejadian dan kemungkinan.

Dan disisi lain, kita pun harus terus berikhtiar menciptakan takdir yang baik untuk masa depan diri kita. Karena sesungguhnya berikhtiar untuk menarik kemanfaatan atau menghindari kemadharatan, dan juga berdoa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang mukmin yang bertawakal kepada Allah. Itu karena takdir Allah yang akan terjadi masih samar dan kita belum mengetahui ketentuan apa yang bakal menimpa diri kita.

Allah berfirman dalam Quran surat Lukman ayat 34 yang artinya :
“dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun  yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.”

Rasulullah SAW telah memerintahkan berkaitan dengan tawakal 
“ikatlah dahulu, baru kamu bertawakal kepada Allah”

Sabda Rasulullah SAW tersebut mengandung maksud agar kita berusaha terlebih dahulu sebelum menyerahkan semua hasilnya kepada Allah. Usaha adalah kewajiban seorang hamba, sedangkan ketentuan dan ijabah adalah hak mutlak Allah.

Hadirin dan Hadirat Rahimakumullah

Jangan sampai tawakal kita ditujukan kepada selain Allah, karena setiap orang yang bertawakal kepada dunia, maka Allah menyerahkan urusannya kepada dunia yang menjadi sandarannya. Orang yang tawakal kepada harta, maka harta itu akan memperbudak dan membinasakannya. Orang yang menyerahkan urusannya pada pekerjaan, maka pekerjaan itu akan menyengsarakannya, demikian juga jabatan. Segala sesuatu yang disandari selain Allah, maka sesuatu itu akan menyengsarakan karena kefanaannya. Tapi jika kita bertawakal kepada Allah yang maha abadi dan Maha Kuasa, maka Dia lah yang akan melindungi dan mencukupi. Firman Allah dalam Quran surat At Thalaaq ayat 3 :
Wamayatawakkal ‘alallahi fahuwa khasybuh…

Artinya : barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.

Hadirin Hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Akhirnya mari kita  berusaha membuang berbagai khayalan, imaginasi dan berbagai bayangan masa depan dengan jalan bertawakal kepada Allah.
Mari kita berupaya menjauhkan bermacam ketakutan, was-was, kecemasan dan kekhawatiran masa depan dengan cara berserah diri kepada Allah yang sebenar-benarnya.
-         Jangan larut dalam khayalan dan jangan pernah menerawang ke alam imajinasi.
-         Hadapi kehidupan ini apa adanya
-         Kendalikan jiwa kita untuk dapat menerima dan menikmati apa yang ada
-         Syukuri apapun yang kita punya (surat Ibrahim ayat 7)
-         Anggap saja diri kita tidak akan hidup kecuali sehari saja, sehingga mengapa kita harus bersedih dan marah pada hari ini.

Jangan mengingat-ingat masa lalu dan jangan pula waswas dengan masa depan yang akan datang. Kita harus membatasi angan-angan kita dan tidak larut dalam kecemasan-kecemasan di luar hari ini

Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang bertawakal kepada Allah SWT
READ MORE - Tawakal Menghadapi Masa Depan

Jumat, 12 Agustus 2011

Man Jadda Wa jada

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin nahmaduhu nasta’inuhu ‘ala umuridunya waddin, washalatu wasalamu ‘ala asyrofi anbiya i walmursalin sayyidina muhammadin khatamin nabiyina wa’ala alihi wa shahbihi ajmain…ama ba’du

Hadirin jamaah shalat isya, taraweh dan insya Allah shalat witir yang dimuliakan oleh Allah

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita tak bosan-bosannya memanjatkan puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, atas berkat rahmat dan karunia-NYA hingga detik ini kita masih diberi waktu dan umur sehingga kita dapat terus berjuang mengejar segala apa yang kita cita-citakan dan impikan
Shalawat serta rakhmat salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, tabiit tabiin dan pengikut-pengikut beliau sampai di akhir zaman.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Sesungguhnya jika kita semua merenungi seluruh jalan hidup kita di dunia ini, niscaya akan kita dapati bahwasanya segala sesuatu di alam ini tidaklah akan bisa dicapai ataupun didapat dengan mudah. Kita tidaklah akan bisa hidup seakan menunggu harta karun yang jatuh dari langit yang tentunya sebagai manusia yang normal perumpamaan itu secara logika ntidak dapat dibenarkan.
Semua yang kita harapkan, segala yang kita inginkan dan kita cita-citakan mustahil bisa didapatkan hanya dengan menunggu tanpa berusaha. Usaha merupakan suatu perantara dan konsekuaensi dari suatu niat ataupun keinginan yang menggebu demi menggapai harapan, cita-cita maupun impian tertentu.
Berusaha adalah sudah menjadi ketentuan Allah SWT yang dengannya manusia dapat berkembang mencapai puncak dimana manusia bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri mereka. Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 :
Innallaha laa yugayyaru maa biqaumin hatta yugayyaru maa bi anfusihim”
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Pepatah Arab yang sangat populer mengatakan. “Manjadda wajada”, Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti ia mendapatkan.  Pepatah tersebut mengandung makna bahwa orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, tidak akan pernah mendapatkan apa-apa.
Jika kita ingin sekali usaha yang kita jalankan lancar, maka kita harus berusaha misalnya dengan berkonsultasi dan belajar kepada orang yang menurut kita ahli di bidang tersebut, atau kepada rekan, tetangga, bukan hanya menunggu orang lain untuk memberi tahu atau mengajari.
Sering kita dapati orang-orang yang berkata bahwa mereka belum bisa ini ataupun tidak bisa mencapai itu. Dan dia hanya mengatakan hanya bisa begini saja, tidak bisa lebih dari itu. Ini adalah potret orang-orang yang pesimis yang sifatnya harus kita jauhkan dari kehidupan kita.
Kalau kita sadar dengan kekurangan kita, maka sikap yang tepat adalah berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri secara bertahap. Kita tahu, tidak ada bayi yang baru lahir bisa naik sepeda, semuanya butuh berproses. Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk mengucapkan kata-kata pesimis..selama kita masih bernafas itulah kesempatan kita untk berbuat.
Muslimin muslimat rahimakumullah
Sejarah telah membuktikan, hanya orang-orang yang punya kesungguhan, semangat juang yang tinggi  serta pantang menyerah yang akan menuai kesuksesan dalam segala hal.
Semakin besar kesuksesan itu didapat, semakin besar rintangan yang awalnya harus dihadapi. Orang-orang sukses di dunia ini selalu lahir dari pribadi-pribadi tangguh, jiwa-jiwa yang tak kenal putus asa, selalu bersungguh-sungguh dalam segala hal disertai untaian doa kepada Yang Maha Kuasa.
Kesungguhan dan kegigihan dalam mencapai apa yang dicita-citakan merupakan ciri dan karakter orang-orang yang beriman Kepada Allah. Allah berfirman dalam surat al-insyirah ayat 7 :
Faidza faraghta fangshob :”maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Rasullullah SAW juga bersabda :
-         Mukmin yang kuat lebih bagus dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohon lah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya (HR. Muslim)
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah SWT
Namun dalam usaha juga yang sudah mati-matian berusaha tapi merasa tetap menemui kegagalan. Nah tentang hal ini, boleh jadi usaha dan kesungguhan orang tersebut masih kurang atau memang Allah SWT telah mentakdirkan baginya untuk menggapai keinginannya kelak dan bukan sekarang. Allah SWT berfirman dalam surat An-Najm 39-40 yang artinya : Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya.)
Bagi seorang mukmin sejati, tidak ada kata kecewa, menyerah apalagi putus asa. Karena apa pun yang telah ia usahakan dan upayakan akan menjadi amal kebaikan yang pahalanya tersimpan baik di sisi Allah. Jika seorang mukmin mengalami kegagalan, maka ia akan sanggup ridha, ikhlas, tetap berprasangka baik dan berpikir positif. Hatinya ia gantungkan kepada Allah, sedangkan tubuhnya ia gunakan untuk berikhtiar dan usaha. Dalam hatinya ia memiliki keyakinan yang penuh bahwa kegagalan yang dialaminya saat ini hanyalah bagian kecil dari kesuksesan besar yang akan dicapainya di masa mendatang. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam al-isyiroh ayat 5 – 6 :
Fainnama ‘al ‘usri yusron innama ‘al yusri yusro
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Maknanya bahwa dalam satu kesulitan itu terdapat banyak jalan keluar dan kemudahan. Sehingga satu kesulitan tidak akan mampu mengalahkan banyak kemudahan.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah SWT
Akhirnya, setiap kesuksesan, keberhasilan, keberuntungan, kebaikan dan pahala itu hanyalah milik orang-orang yang mau bekerja, berkarya dan beramal kebajikan dengan bersungguh-sungguh meningkatkan produktivitas dalam waktu 24 jam sehari untuk berkarya, dimana karya-karya kita akan bermanfaat untuk orang banyak.
Ingat…hidup di dunia ini Cuma sekali dan tidak akan terulang lagi, kartena itu, kita harus berusaha dan berjuang sekuat tenaga untuk mengisi kehidupan ini dengan karya-karya terbaik kita. Jangan sampai setelah kita mati nanti, kita tidak memiliki warisan apapun terutama warisan amal….
Rasullulloh telah mengajarkan ajaran yang layak kita jadikan sebagai prinsip hidup kita :
Barang siapa yang keadaannya hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia adalah orang-orang yang beruntung. Barangsiapa yang keadaan hari ini seperti hari kemarin, dia adalah orang yang rugi. Dan barangsiapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia adalah orang yang celaka…
Semoga bermanfaat
Billahi taufik wal hidayah Wassalamu’alaikum wr. wb
READ MORE - Man Jadda Wa jada

Minggu, 07 Agustus 2011

Waktu Dunia dan Waktu Akhirat

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin wabihi nasta’inuhu ‘ala umuridunya waddin, washalatu wasalamu ‘ala asyrofi anbiya I walmursalin sayyidina muhammadin khatamin nabiyina wa’ala alihi wa shahbihi ajmain…ama ba’du

Hadirin jamaah shalat isya, taraweh dan insya Allah shalat witir yang dimuliakan oleh Allah

Pernahkan kita merasa bahwa waktu sangat cepat berlalu…baru kemarin kita merasa bahwa kita melewati hari minggu, kok ini sudah hari rabu lagi, baru kemarin kita mulai puasa, ini sudah 3 hari puasa….beberapa hari lagi  malah sudah lebaran…..ada yang tau berapa hari lagi?…
Coba saja…terutama bagi yang mengisi bulan ramadhan ini dengan ibadah, Insya Allah waktu tidak akan terasa, malah kita akan merasa belum melakukan apa-apa kok ramadhan sudah meninggalkan kita..

Hadirin jamaah shalat isya, taraweh dan insya Allah shalat witir yang dimuliakan oleh Allah..

Kenapa kita merasa waktu itu sangat singkat ? karena memang waktu di dunia itu sangat singkat. Allah SWT berfirman dalam quran surat al mu’minun ayat 112 – 114 yang artinya wallahu alam :
Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”

Dalam adat jawa juga, orangtua kita sering menyampaikan kalo waktu di dunia ini hanya mampir ngombe…. Ngombenya juga mungkin hanya seteguk sehingga coba bayangkan betapa sebentarnya waktu kita di dunia..

Hadirin jamaah shalat isya, taraweh dan insya Allah shalat witir yang dimuliakan oleh Allah..

Nah, sekarang coba kita pikir, bagaimana dengan waktu di akhirat ?


Perbedaan waktu dunia dan waktu akhirat itu sangat jauh. Dalam al-quran surat as sajadah ayat 5  :
“(Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Jadi dalam ayat ini disampaikan  bahwa perbandingan waktu dunia dengan waktu akhirat itu satu hari di dunia sama dengan 1000 tahun di akhirat… Subhanallah… kalau kita bayangkan  pastinya di luar nalar kita….berapa puluh tahun saja terasa lama apalagi seribu tahun ???? apalagi kalo lagi lagi kredit?....cicilan 100 tahun tanpa bunga…

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah..
Sekarang coba kita ilustrasikan menghitung waktu hidup kita…
Bapak-bapak atau ibu-ibu mau hidup berapa lama? Tapi ini tentunya hanya ilustrasi karna hidup dan mati itu sudah ditentukan..tapi boleh kita sekedar menghitung untuk membuat harapan tentang usia kita
Coba kita ambil nilai rata-rata saja bahwa manusia di zaman ini hidup sampai umur 60-an tahun. Atau kita ambil contoh dari Rasulullah Saw yang hidup sampai usia 63 tahun. Maka mari kita hitung, 63 tahun…

63 tahun hidup kita di dunia jika kita konversikan ke waktu akhirat hanya bernilai:
= 63 tahun dunia x 1 hari akhirat/ 1.000 tahun dunia
= 0,063 hari akhirat x 24 jam
± 1,5 jam
Na’uudzubillah….ternyata dunia yang sering kita agung-agungkan ini hanya bernilai 1,5 jam di akhirat.

Di dalam jangka waktu 63 tahun itu lah kita akan terlarut dengan hiruk-pikuknya dunia. Hidup, Sekolah/Kuliah, bekerja, beribadah, dan semuanya ada di dalamnya. Dalam 63 tahun itu jugalah kita beristirahat dan tidur dan kadang terbaring sakit. Kalau istirahat per hari mencapai 8 jam (sepertiga dari waktu sehari, 24 jam), berarti selama 63 tahun hidup sekitar 21 tahunnya kita tidur dan istirahat. … ..jadi kalo dikurangi waktu tidur, hidup kita ini hanya 42 tahun atau  satu jam saja…
Tidak semua orang yang memanfaatkan 63 tahun itu dengan baik. Sebagiannya orang memilih untuk berbuat maksiat, dan sebagiannya memilih untuk menikmati hidup dengan mengabaikan bahwa mereka hidup di dunia untuk beribadah.
Dunia yang kita sering terlena dengannya, dunia yang kita berusaha mati-matian untuknya ternyata hanya sekejap saja. Dunia yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan akhirat yang kekal selamanya. Bayangkan, satu sampai satu setengah jam dibandingkan dengan keabadian. Satu setengah jam yang nyaris bisa diabaikan untuk beribadah kepada Alloh Tabarokata’ala.
Sekedar untuk pengingat saja, mari kita bandingkan mana yang lebih mudah, memanfaatkan waktu untuk urusan dunia atau untuk urusan akhirat :
1.    Mana yang lebih berat, sembahyang Subuh dua rakaat selama 20 menit -30 minit, dengan kerja 8 jam satu hari? Karena urusan dunia atau mencari uang, adakalanya bekerja sangat keras tidak jemu-jemu bekerja satu hari 8 jam namun tidak sanggup sembahyang Subuh sekadar 20-30 menit
2.    Mana yang lebih berat menolong kawan karena Allah Taala mungkin sekadar satu dua jam dibandingkan dengan jalan-jalan berjam-jam
3.    Mana yang lebih ringan pergi sholat berjemaah yang tidak memakan waktu yang panjang  dan tidak juga terlalu jauh dan tidak meletihkan,  dibandingkan hendak berekreasi dan membuang-buang waktu di tempat yang jauh mungkin di hutan, di tepi laut, disungai,  dan banyak membuang uang, waktu dan akan berhadapan dengan keletihan. Namun orang tidak sanggup pergi sembahyang jemaah tapi sanggup pergi berekreasi.
4.    Mana yang lebih berat, menonton film atau membaca buku novel dengan berzikir atau membaca Al Quran sekadar 30 menit.

Makanya mari kita manfaatkan waktu kita sebaik-baiknya agar waktu kita beribadah di dunia ini mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak
Bismillahirahman nirahim
Wal ashri, innal insana lafi husrin illa..illaladina amanu waamilushalihatti watawa saubilhaqqi watawa shaubishab…
Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran
Wassalamu’alaikum wr. wb
READ MORE - Waktu Dunia dan Waktu Akhirat