Kamis, 26 Mei 2011

Bagaimana Menangani Telur Ulat Sutera ?

Tahukah anda bahwa proses pemeliharaan ulat sutera dimulai dari telur ?. Pertumbuhan telur yang baik akan memberikan hasil penetasan telur yang tinggi, dimana hal ini berarti jumlah populasi ulat dalam satu box akan banyak dan akan memberikan harapan besar untuk menghasilkan panen kokon yang tinggi.
            Pada stadia telur, terjadi apa yang disebut pertumbuhan embrio telur agar bisa menetas menjadi ulat. Dalam pertumbuhan ini, diperlukan kondisi optimal agar telur bisa menetas. Kondisi optimal yang diperlukan ini tentu saja dipengaruhi oleh cara penanganan kita terhadap telur ulat sutera dan faktor lingkungan termasuk temperatur, kelembaban dan pencahayaan.
            Setelah telur diproses untuk penetasan, telur seharusnya berada pada kondisi lingkungan (ruangan) dengan temperatur 25oC dan kelembaban 85% serta dilakukan pencahayaan 16 jam terang dan 8 jam gelap terhadap telur. Akan tetapi karena telur harus ditetaskan dan dipelihara di tempat sendiri (di lokasi pemelihara), maka telur tersebut harus diambil atau dikirimkan dari PPUS Candiroto.
Dalam pengambilan atau pengiriman telur ini tentunya banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan telur.
            Untuk memperkecil pengaruh tersebut terhadap pertumbuhan telur ulat sutera, maka beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain :
1.      Pada waktu 7 – 10 hari sebelum penetasan, telur baru mulai tumbuh, pengaruh luar masih bisa ditolerir oleh telur. Untuk itu dianjurkan agar pengambilan telur dilakukan antara 7 – 10 hari sebelum tanggal penetasan. Untuk jumlah yang banyak, karena memerlukan proses yang lebih lama, PPUS menganjurkan agar pengambilan telur dilakukan 7 – 8 hari sebelum penetasan.
2.      Pada waktu membawa telur, jangan sampai terkena sengatan matahari secara langsung. Untuk itu pada waktu membawa telur hendaknya dilapisi (dibungkus) dengan kain lembab dan selalu menjaga agar kain tersebut tetap lembab selama perjalanan.
3.      Jangan meletakkan telur pada tempat dengan suhu panas dan kering seperti misalnya bagasi. Untuk mobil ber-AC, box telur sebaiknya juga dibungkus dengan kain lembab karena udara AC merupakan udara kering sehingga akan mempengaruhi telur.
4.      Hindarkan sentuhan tangan yang kotor dan hindarkan juga kontaminasi tembakau (rokok) baik secara langsung maupun tidak langsung.
5.      Telur hendaknya tidak disimpan pada kotak yang tertutup rapat, karena dalam proses pertumbuhannnya, telur membutuhkan udara.
6.      Usahakan agar telur tidak sering terkena guncangan dan  hindarkan dari bahan kimia seperti pupuk, pestisida (insektisida) atau bensin.
7.      Setelah sampai di tempat tujuan, telur harus segera diinkubasikan pada tempat dengan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan telur dan dilakukan pencahayaan.

Dengan melaksanakan hal-hal tersebut di atas, satu tahapan untuk menghasilkan persentase penetasan yang tinggi sudah kita lalui .
Pada kesempatan lain kita akan membahas bagaimana cara inkubasi yang juga sangat berpengaruh terhadap persentase penetasan ulat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar