Disinfeksi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi kuman penyakit pada ulat sutera yang dipelihara. Meskipun untuk disinfeksi dibutuhkan biaya tambahan, tanpa disinfeksi yang baik dan benar, produksi kokon yang berkualitas tidak akan dapat tercapai, sehingga pemeliharaan ulat sutera tidak akan memberikan hasil atau pendapatan sesuai dengan yang diharapkan.
Disinfeksi harus dilakukan dilakukan 6 – 8 hari sebelum ruangan dan alat-alat digunakan. Untuk lebih menghemat biaya, bila petani berkelompok alat penyemprot dapat digunakan bersama dan akan meningkatkan hasil disinfeksi.
Disinfektan yang dapat dipergunakan :
- Larutan formalin 2 - 5 %
Untuk menghasilkan larutan formalin 5% dilakukan pencampuran formalin dari toko = 36% dengan air. Perbandingan 1 : 6
- Larutan kaporit 2 - 5 %
Untuk menghasilkan larutan kaporit 5% dilakukan pencampuran kaporit dari toko = 60% dengan air. Perbandingan 1 : 11.
Jumlah disinfektan yang disemprotkan :
- Formalin 2-5 % = 0,5 liter/m2
- Kaporit 2 - 5 % = 0,5 liter/m2
Dalam pembuatan larutan disinfektan, harus diperhatikan ketepatan konsentrasi yang dibuat. Jika konsentrasi larutan disinfektan kurang akan mengakibatkan resistensi kuman sehingga untuk mematikan kuman penyakit akan dibutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi.
Apabila terjadi wabah penyakit, sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi penyebaran penyakit, ruangan dan alat yang baru saja digunakan langsung disemprot dengan formalin atau kaporit dan dibiarkan selama 24 jam. Kemudian dicuci sebelum dilakukan disinfeksi kedua berupa penguapan dengan larutan formalin yang dipanaskan (bila ruangan dapat ditutp rapat).
Untuk alat pemeliharaan tertentu dapat didisinfeksi dengan melakukan perendaman dalam larutan disinfektan. Pengeringan peralatan pemeliharaan dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari. Khusus untuk kertas parafin dan kertas alas bisa didisinfeksi bersama-sama ketika melakukan penguapan.
Selain ruangan dan peralatan, lingkungan sekitar ruangan pemeliharaan perlu dilakukan penyemprotan dengan larutan kaporit.
Untuk mencegah terjadinya infeksi kuman penyakit, di luar ruangan pemeliharaan selalu disediakan larutan formalin atau kaporit 1% untuk mencuci tangan para petugas pemelihara sebelum bekerja di dlam ruangan. Larutan ini diusahakan agar diganti setiap hari.
Selain itu, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, disinfeksi tubuh ulat selama pemeliharaan dapat menekan mortalitas (kematian) ulat dan pupa sehingga dapat meningkatkan hasil produksi kokon.
Campuran kaporit dan kapur yang dapat dipergunakan untuk disinfeksi tubuh ulat adalah 1 : 200 untuk ulat yang baru menetas; 1 : 20 untuk ulat kecil dan 1 : 12 untuk ulat besar. Khusus untuk ulat besar (instar V sebaiknya disinfeksi tubuh ulat dilakukan setiap 2 hari sekali pada waktu pagi hari sebelum ulat diberi makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar